hermandaulay
Tersumbat jalur komunikasi mempengaruhi hasil pekerjaan, saluran komunikasi yang kaku menghambat bagi individu dalam menyampaikan gagasan karena terasa ada batas batas imajiner antar pemimpin dengan bawahan dan antar rekan kerja. Mampat saluran komunikasi bagi pemimpin tradisional bukan masalah malah mungkin sengaja diciptakan agar sang pemimpin dapat menciptakan suasana satu arah bukan dua arah. Pemimpin yang kurang paham dengan perkembangan teknologi dan gaptek cenderung menghindari pengunaan media sosial dan anti terhadap perubahan.
Media sosial dapat menjadi jembatan bagi jalur komunikasi yang tersumbat ditempat kerja dimana tampak sulit berkomunikasi dengan sang pemimpin maupun dengan rekan kerja lan. Peran media sosial dapat memaksimalkan dengan menjadikan media sosial sebagai jalur komunikasi resmi dalam organisasi kerja, namun hal ini biasanya hanya melibat kaum muda yang melek teknologi.
Dunia media sosial merupakan media anti maentrem dalam organisasi kerja, biasa harus rapat bertemu muka untuk membicarakan sesuatu masalah atau suatu kejadian, namun dengan adanya media sosial dalam organisasi kerja tidak perlu berkumpul dulu karena masalah dapat segera didiskusikan melalui aplikasi wa, bbm. fb, line, serta masih banyak aplikasi lain guna dicarikan jalan terhadap masalah yang dihadapi ini tentu saja sangat merubah alur kerja dalam organisasi.
Patut disadari selain bermanfaat namun media sosial juga menyimpan potensi pontensi lain dalam organisasi kerja, timbulnya rasa tidak puas terhadap hasil kerja, lugas dalam menyampaikan pendapat adanya efek media sosial karena cepatnya aliran informasi bekerja memberikan satu masalah sendiri yang juga perlu dikaji.
Jam bekerja terbatas beberapa jam saja namun dengan adanya email dan media sosial membuat orang seakan akan bekerja 24 jam padahal kita digaji cuma untuk 8 jam sehari itu pun sudah dengan lembut, efek jam berkerja yang bertambah ini juga harus menjadi catatan tersendiri dan harus disadari oleh pimpinan maupun pekerja karena biasanya masalah ini tidak dibicarakan dalam kontrak kerja namun harus dilaksanakan senang tidak senang.
Tersumbat jalur komunikasi mempengaruhi hasil pekerjaan, saluran komunikasi yang kaku menghambat bagi individu dalam menyampaikan gagasan karena terasa ada batas batas imajiner antar pemimpin dengan bawahan dan antar rekan kerja. Mampat saluran komunikasi bagi pemimpin tradisional bukan masalah malah mungkin sengaja diciptakan agar sang pemimpin dapat menciptakan suasana satu arah bukan dua arah. Pemimpin yang kurang paham dengan perkembangan teknologi dan gaptek cenderung menghindari pengunaan media sosial dan anti terhadap perubahan.
Media sosial dapat menjadi jembatan bagi jalur komunikasi yang tersumbat ditempat kerja dimana tampak sulit berkomunikasi dengan sang pemimpin maupun dengan rekan kerja lan. Peran media sosial dapat memaksimalkan dengan menjadikan media sosial sebagai jalur komunikasi resmi dalam organisasi kerja, namun hal ini biasanya hanya melibat kaum muda yang melek teknologi.
Dunia media sosial merupakan media anti maentrem dalam organisasi kerja, biasa harus rapat bertemu muka untuk membicarakan sesuatu masalah atau suatu kejadian, namun dengan adanya media sosial dalam organisasi kerja tidak perlu berkumpul dulu karena masalah dapat segera didiskusikan melalui aplikasi wa, bbm. fb, line, serta masih banyak aplikasi lain guna dicarikan jalan terhadap masalah yang dihadapi ini tentu saja sangat merubah alur kerja dalam organisasi.
Patut disadari selain bermanfaat namun media sosial juga menyimpan potensi pontensi lain dalam organisasi kerja, timbulnya rasa tidak puas terhadap hasil kerja, lugas dalam menyampaikan pendapat adanya efek media sosial karena cepatnya aliran informasi bekerja memberikan satu masalah sendiri yang juga perlu dikaji.
Jam bekerja terbatas beberapa jam saja namun dengan adanya email dan media sosial membuat orang seakan akan bekerja 24 jam padahal kita digaji cuma untuk 8 jam sehari itu pun sudah dengan lembut, efek jam berkerja yang bertambah ini juga harus menjadi catatan tersendiri dan harus disadari oleh pimpinan maupun pekerja karena biasanya masalah ini tidak dibicarakan dalam kontrak kerja namun harus dilaksanakan senang tidak senang.
0 comments:
Post a Comment