hermandaulay
Ujian Kompetensi Guru thun 2015 hasilnya telah diumumkan hasilnya rata rata nilai guru 5.3 dibawah angka kriteria ketuntasan minimumyaitu 5.5. Setelah nilai diumumkan dan hasilnya kurang memuaskan maka dibuatlah program untuk meningkatkan nilai ujian kompetensi guru dengan Program Guru Pembelajar yang di cetuskan oleh Mendiknas Anis Baswedan. Program ini berdasar teori Belajar dari rekan sebaya yang lebih pintar.Dalam hal ini Penulis tidak begitu setuju dengan metode belajar dengan rekan sendiri yang lebih pintar ini, karena pintar nya dilihat hanya dari nilai UKG 2015. Belum tentu nilai UKG tinggi berarti cakap pintar juga dalam mengajar didepan kelas. Nilai UKG tinggi satu hal, kemampuan mengajar adalah hal yang berbeda, nilai UKG tidak menggambarkan kemampuan guru mengajar di depan kelas secara akurat. UKG hanya potret dari kognitif guru dari sisi materi ajar serta teori pedagogik.
Program Guru Pembelajar ini merupakan sindiran halus bagi guru, karena dalam hal ini guru dianggap kurang banyak belajar dan pengetahuan yang rendah oleh karena itu nilai UKG guru rendah, kesimpulan seperti ini bisa saja menyesatkan karena bisa saja guru bukan goblok namun soal soal UKG tidak beres dan tidak dapat dipercaya karena mungkin saja soal tidak kredibel lalu diujikan ke guru lalu ternyata guru nilai rendah dan dianggap guru kurang belajar. belum lagi adanya kecurangan dalam ujian, misal boleh tanya mbah google pakai hp pintar karena tidak diawasi dengan baik ujian UKG nya.
Satu masalah lagi ternyata guru guru yang lebih bodoh karena nilai rendah ini disuruh belajar dengan rekan guru yang lebih tinggi nilai UKG nya yang dijadikan Instruktur Nasional yang dilatih dalam beberapa hari saja kemudian dijadikan Instruktur guru pembelajar, menurut saya Pelatihan yang diikuti guru dengan pelatih dari luar kota saja dengan nara sumber hebat kadang guru susah mengikuti dengan baik karena anak, tugas tambahan dll, apalagi pelatihan dengan secara daring atau online yang jelas bagi saya banyak hal yang menjadi pertanyaan bagi peningkatan pengetahuan materi ajar dan pedagogik guru oleh rekan sejawat ini, sampai sekarang belum ada evaluasi.
Meningkatkan kompetensi guru apalagi yang sudah tua tentu memerlukan cara khusus bukan dengan mereka disuruh belajar dengan guru yang lebih pintar, berikan guru tua tiket untuk berkunjung atau studi banding, fokuslah dalam merekrut guru PNS, carilah calon guru PNS yang pintar, carilah para guru hebat, biarkan guru tua menikmati sisa pengabdian, susah untuk tahu banyak hal dalam jangka waktu yang singkat, Meningkatkan nilai UKG 5.3 menjadi 7 bagi orang muda sangat sukar, apalagi bagi orang tua tentu lebih sulit lagi jadi hentikan buat program buang buang uang.
Kemampuan guru tua kaya pengalaman menghadapi siswa mereka mampu mendidik siswa sekaligus mengajar siswa di kelas lebih baik dibanding dengan guru muda yang memiliki NilaimUKG 100, mungkin penguasaan materi ajar serta istilah pedagogik kurang mereka pahami namun mereka mampu dalam menguasai kelas, mereka mampu berada pada kelas dan sekolah yang paling sulit kondisi siswa. Guru pembelajar harus menjadi inheren dalam setiap guru modren karena bisa saja siswa sekarang lebih duluan tahun karena bisa bertanya kepada mbah google, namaun sikap ahlak serta tingkah laku siswa tentulah guru yang menjadi ujung tombak perbaikan karena mabh google tidak mengajarkan ahlak, dan tingkah laku yang baik.
Ujian Kompetensi Guru thun 2015 hasilnya telah diumumkan hasilnya rata rata nilai guru 5.3 dibawah angka kriteria ketuntasan minimumyaitu 5.5. Setelah nilai diumumkan dan hasilnya kurang memuaskan maka dibuatlah program untuk meningkatkan nilai ujian kompetensi guru dengan Program Guru Pembelajar yang di cetuskan oleh Mendiknas Anis Baswedan. Program ini berdasar teori Belajar dari rekan sebaya yang lebih pintar.Dalam hal ini Penulis tidak begitu setuju dengan metode belajar dengan rekan sendiri yang lebih pintar ini, karena pintar nya dilihat hanya dari nilai UKG 2015. Belum tentu nilai UKG tinggi berarti cakap pintar juga dalam mengajar didepan kelas. Nilai UKG tinggi satu hal, kemampuan mengajar adalah hal yang berbeda, nilai UKG tidak menggambarkan kemampuan guru mengajar di depan kelas secara akurat. UKG hanya potret dari kognitif guru dari sisi materi ajar serta teori pedagogik.
Program Guru Pembelajar ini merupakan sindiran halus bagi guru, karena dalam hal ini guru dianggap kurang banyak belajar dan pengetahuan yang rendah oleh karena itu nilai UKG guru rendah, kesimpulan seperti ini bisa saja menyesatkan karena bisa saja guru bukan goblok namun soal soal UKG tidak beres dan tidak dapat dipercaya karena mungkin saja soal tidak kredibel lalu diujikan ke guru lalu ternyata guru nilai rendah dan dianggap guru kurang belajar. belum lagi adanya kecurangan dalam ujian, misal boleh tanya mbah google pakai hp pintar karena tidak diawasi dengan baik ujian UKG nya.
Satu masalah lagi ternyata guru guru yang lebih bodoh karena nilai rendah ini disuruh belajar dengan rekan guru yang lebih tinggi nilai UKG nya yang dijadikan Instruktur Nasional yang dilatih dalam beberapa hari saja kemudian dijadikan Instruktur guru pembelajar, menurut saya Pelatihan yang diikuti guru dengan pelatih dari luar kota saja dengan nara sumber hebat kadang guru susah mengikuti dengan baik karena anak, tugas tambahan dll, apalagi pelatihan dengan secara daring atau online yang jelas bagi saya banyak hal yang menjadi pertanyaan bagi peningkatan pengetahuan materi ajar dan pedagogik guru oleh rekan sejawat ini, sampai sekarang belum ada evaluasi.
Meningkatkan kompetensi guru apalagi yang sudah tua tentu memerlukan cara khusus bukan dengan mereka disuruh belajar dengan guru yang lebih pintar, berikan guru tua tiket untuk berkunjung atau studi banding, fokuslah dalam merekrut guru PNS, carilah calon guru PNS yang pintar, carilah para guru hebat, biarkan guru tua menikmati sisa pengabdian, susah untuk tahu banyak hal dalam jangka waktu yang singkat, Meningkatkan nilai UKG 5.3 menjadi 7 bagi orang muda sangat sukar, apalagi bagi orang tua tentu lebih sulit lagi jadi hentikan buat program buang buang uang.
Kemampuan guru tua kaya pengalaman menghadapi siswa mereka mampu mendidik siswa sekaligus mengajar siswa di kelas lebih baik dibanding dengan guru muda yang memiliki NilaimUKG 100, mungkin penguasaan materi ajar serta istilah pedagogik kurang mereka pahami namun mereka mampu dalam menguasai kelas, mereka mampu berada pada kelas dan sekolah yang paling sulit kondisi siswa. Guru pembelajar harus menjadi inheren dalam setiap guru modren karena bisa saja siswa sekarang lebih duluan tahun karena bisa bertanya kepada mbah google, namaun sikap ahlak serta tingkah laku siswa tentulah guru yang menjadi ujung tombak perbaikan karena mabh google tidak mengajarkan ahlak, dan tingkah laku yang baik.
0 comments:
Post a Comment