hermandaulay
Petugas pakir terlihat hampir disepanjang jalan utama serta ditempat tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat seperti lapangan merdeka dan seputar kawasan kuliner yang tersebar di Kota Langsa. Petugas Parkir ditinjau dari usia ada yang remaja putra putri, orang dewasa serta ditemukan juga para kakek dan nenek sebagai petugas parkir, entah bagaimana mereka direkrut jadi juru parkir, ada yang bergaya santu, lugu sampai bergaya pereman pun ada.Jam kerja petugas parkir pun berbeda beda, satu kawsan sore petugas parkir sudah tidak ada, satu kawasan lain bertugas sampai hampir jam 23.00 wib atau bekerja hampir tegah malam.
Petugas parkir Kota Langsa kadang dapat ditandai dengan rompi kuning yang dikenakan serta kadang kadang ada bedge nama di leher mereka. Hal utama yang menandai petugas parkir adalah kertas karton yang mereka letakan diatas sepeda motor sebagai tanda bahwa sepeda motor tersebut harus bayar parkir. Saya sendiri Ragu atas Jati diri petugas parkir serta apakah petugas parkir tersebut resmi dari pemerintahan kota langsa. ini patut menjadi pertanyaan kita karena petugas parkir berganti ganti serta kadang kadang muncul waktu kita mau berangkat saja.
Petugas parkir ini terindikasi tidak resmi sekalipun pakai rompi kuning tukang parkir karena hampir umum kita jumpai mereka tidak memiliki karcis resmi parkir, setiap kenderaan yang parkir kalu kita kasih uang Rp. 2000 maka jangan harap kita akan mendapat kembaliannya sebesar Rp 1000, dan tidak pernah dikasih karcis parkir kepada si pengendara sepeda motor maupun mobil. Ketiadaan karcis parkir serta petugas parkir tidak resmi ini meresahkan warga masyarakat seolah olah kita lagi menghadapi suatu kegiatan pungutan liar dari petugas yang tidak resmi.
Buka masalah jumlah uang parkir Rp 2000 namun ada perasaan jengkel terhadap kegiatan pungutan liar yang kayaknya dibiarkan oleh pemko langsa. seperti kita tahu pendapatan dari PAD kota Langsa kecil lalu pemasukan dari parkir inipun tidak jelas berapa banyak yang mereka dapat, apakah semua uang parkir menjadi pendapatan dari pemko langsa itu masih jadi tanda tanya ?
Hal lain dari petugas parkir yang berusia lanjut yang dipekerjakan oleh entah siapa yang kadang kadang terlihat kurang manusiawi kadang mereka harus tertatij tatih dalam mengejar kenderaan parkir. Petugas parkir tua ini merusak citra kota islami seharusnya mereka tidak bekerja dijalanan seperti itu, bagaimana kalu ada tamu dari luar jika melihat hal ini ?
Menurut saya petugas parkir kota langsa ini perlu ditata dan doibenahi baik dari sisi petugas parkir resmi, tarif parkir resmi sampai jam operasional resmi petugas parkir perlu di atur dengan baik dan jelas, serta hasil dari uang parkir perlu disampaikan kepada masyarakat berapa yang diterima oleh pemko langsa sehingga orang mau bayar parkir dengan ihlas.
Petugas pakir terlihat hampir disepanjang jalan utama serta ditempat tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat seperti lapangan merdeka dan seputar kawasan kuliner yang tersebar di Kota Langsa. Petugas Parkir ditinjau dari usia ada yang remaja putra putri, orang dewasa serta ditemukan juga para kakek dan nenek sebagai petugas parkir, entah bagaimana mereka direkrut jadi juru parkir, ada yang bergaya santu, lugu sampai bergaya pereman pun ada.Jam kerja petugas parkir pun berbeda beda, satu kawsan sore petugas parkir sudah tidak ada, satu kawasan lain bertugas sampai hampir jam 23.00 wib atau bekerja hampir tegah malam.
Petugas parkir Kota Langsa kadang dapat ditandai dengan rompi kuning yang dikenakan serta kadang kadang ada bedge nama di leher mereka. Hal utama yang menandai petugas parkir adalah kertas karton yang mereka letakan diatas sepeda motor sebagai tanda bahwa sepeda motor tersebut harus bayar parkir. Saya sendiri Ragu atas Jati diri petugas parkir serta apakah petugas parkir tersebut resmi dari pemerintahan kota langsa. ini patut menjadi pertanyaan kita karena petugas parkir berganti ganti serta kadang kadang muncul waktu kita mau berangkat saja.
Petugas parkir ini terindikasi tidak resmi sekalipun pakai rompi kuning tukang parkir karena hampir umum kita jumpai mereka tidak memiliki karcis resmi parkir, setiap kenderaan yang parkir kalu kita kasih uang Rp. 2000 maka jangan harap kita akan mendapat kembaliannya sebesar Rp 1000, dan tidak pernah dikasih karcis parkir kepada si pengendara sepeda motor maupun mobil. Ketiadaan karcis parkir serta petugas parkir tidak resmi ini meresahkan warga masyarakat seolah olah kita lagi menghadapi suatu kegiatan pungutan liar dari petugas yang tidak resmi.
Buka masalah jumlah uang parkir Rp 2000 namun ada perasaan jengkel terhadap kegiatan pungutan liar yang kayaknya dibiarkan oleh pemko langsa. seperti kita tahu pendapatan dari PAD kota Langsa kecil lalu pemasukan dari parkir inipun tidak jelas berapa banyak yang mereka dapat, apakah semua uang parkir menjadi pendapatan dari pemko langsa itu masih jadi tanda tanya ?
Hal lain dari petugas parkir yang berusia lanjut yang dipekerjakan oleh entah siapa yang kadang kadang terlihat kurang manusiawi kadang mereka harus tertatij tatih dalam mengejar kenderaan parkir. Petugas parkir tua ini merusak citra kota islami seharusnya mereka tidak bekerja dijalanan seperti itu, bagaimana kalu ada tamu dari luar jika melihat hal ini ?
Menurut saya petugas parkir kota langsa ini perlu ditata dan doibenahi baik dari sisi petugas parkir resmi, tarif parkir resmi sampai jam operasional resmi petugas parkir perlu di atur dengan baik dan jelas, serta hasil dari uang parkir perlu disampaikan kepada masyarakat berapa yang diterima oleh pemko langsa sehingga orang mau bayar parkir dengan ihlas.
0 comments:
Post a Comment