Batagor, siomay, roti bandung,dawet ayu, sop buah bandung, mie Jogyakarta sekarang dengan mudah kita jumpai di pasar kota Langsa, tahun 2010 saya menemukan semua kuliner tersebut di Jakarta, Bogor, Bandung, namun sekarang dapat kita jumpai dengan mudah di pasar kota langsa. Kuliner khas Aceh sendiri sudah mulai tergusur keberadaannya oleh kuliner dari luar nangroe. Padahal di luar makanan khas Aceh sendiri selalu mendapat tempat khusu misal mie Aceh, Martabak telor, timpan selalu menjadi menu spesial di kota kota besar seperti bandung, bogor, jogya.
Yang menarik keberadaan kuliner luar yang semakin menjamur di Kota sepertinya banyak disukai oleh konsumen, mungkin penasaran dengan rasa aneka kuliner dari luar tersebut. Keberadaan kuliner dari daerah lain juga mengindikasikan Kota Langsa telah menjadi kota Heterogen yang banyak terdapat para pendatang dari luar daerah, lalu mereka mengembangkan kuliner luar di kota langsa. Diluar dari kota langsa kemarin saya melihat suatu kejutan di Kota Idi terdapat sebuah toko yang seingat saya hanya terdapat di Kota Bogor nama toko tersebut Toko Bolu pisang Bu Onih di bogor dan sekarang bolu pisang tersebut sudah dapat kita nikmati di kota Idi.
Bagi saya maraknya kuliner asal luar daerah menunjukan perkembangan kota kearah yang lebih maju. Kota Langsa telah menjadi pilihan untuk bermukim bagi masyarakat luar daerah untuk bermukim karena aman dan nyaman. Keberadaan kuliner luar jangan sampailah mengerus kuliner khas Aceh,
Para pelaku kuliner khas Aceh harus lebuh mampu meningkatkan kualitas dari makanan yang mereka hasilkan,kemudian kuliner khas Aceh dalam masalah harga juga harus dijual secara lebih rasional agar konsumen tetap ingin membeli mie aceh, martabak telor serta timpan.
0 comments:
Post a Comment