Musim PEMILIHAN KEPALA DAERAH atau disingkat dengan pilkada serentak Aceh telah dimulai, Provinsi Aceh akan mengadakan pilkada serentak pada tahun 2017. Beberapa pasangan calon telah bermunculan baik bakal calon gubenurdan wakil, maupun bakal calon bupati dan wakil bupati. Keriuhan mulai tampak di setiap sudut jalan maupun gang, dengan terpampang besar besar baliho serta gambar pasangan calon peserta.
Baliho foto para bakal calon bertebaran baik dipersimpangan jalan maupun di media cetak maupun media sosial. Keriuhan telah dimulai dengan perang baliho dan spandung dengan beragam kata . seharusnya baliho bayar pajak dan memberikan pemasukan bagi negara, namun mungkin saja mereka tidak bayar pajak.
Selain baliho yang menarik banyak dijalan kita jumpai mobil dengan cat warna bendera partai lokal tertentu telah hilir mudik memanaskan suasana jalanan. Selain mobil terlihat dijalan banyak terdapat bendera partai, namun didominasi oleh bendera partai lokal tertentu saja, sepanjang jalan kita melihat bendera partai tidak putus putus.
Koran daerah cetak maupun online dipenuhi berita para bakal calon yang telah mendeklarasikan pasangannya masing masing, tak lupa mendia sosial seperti facebook para pendukung maupun bakal calon telah mulai bergerelia mempengaruhi para pemilih.
warung kopi tak luput dengan hiruk pikuk pilkada namun lebih eksklusip nampaknya dan tidak terlalu mencolok mata aktivitas perpolitikan, warung kopi biasa dipenuhi oleh kaum muda yang memiliki selera politik sendiri.
metuah